Oleh : I Nyoman Sudiana
Mitologi tentang Dewa Ganesa
- Kenapa Beliau berkepala
gajah
Dalam
kitab Siwa Purana dikisahkan, suatu ketika Dewi Parwati (istri Dewa Siwa) ingin
mandi. Karena tidak ingin diganggu, ia menciptakan seorang anak laki-laki dan
diberi nama Ganesa. Ia berpesan agar anak tersebut tidak mengizinkan siapapun
masuk ke rumahnya selagi Dewi Parwati mandi dan hanya boleh melaksanakan
perintah Dewi Parwati saja. Perintah itu dilaksanakan Ganesa dengan baik.
Alkisah
Dewa Siwa hendak masuk ke rumahnya, namun Beliau tidak dapat masuk karena
dihadang oleh anak kecil yang menjaga rumahnya. Ganesa melarangnya karena ia
melaksanakan perintah Dewi Parwati. Dewa Siwa menjelaskan bahwa ia suami dewi
Parwati dan rumah yang dijaga ganesa adalah rumahnya juga. Namun Ganesa tidak
mau mendengarkan perintah Dewa Siwa, sesuai dengan perintah ibunya untuk tidak
mendengar perintah siapapun.
Akhirnya
Dewa Siwa kehabisan kesabarannya dan bertarung dengan Ganesa. Pertarungan amat
sengit sampai akhirnya Dewa Siwa menggunakan Trisulanya dan memenggal kepala
Ganesa.
Ketika
dewi Parwati selesai mandi, ia mendapati putranya sudah tak bernyawa. Ia marah
kepada suaminya dan menuntut agar anaknya dihidupkan kembali. Dewa Siwa
tersadar akan perbuatannya dan ia menyanggupi permohonan istrinya.
Atas
saran Dewa Brahma, Beliau mengutus abdinya, Gana, untuk memenggal kepala
makhluk apapun yang dilihatnya pertama kali yang menghadap ke utara. Ketika
turun ke dunia, Gana mendapati seekor gajah dengan kepala menghadap utara.
Kepala gajah itu pun dipenggal untuk mengganti kepala Ganesa.
Akhirnya
Ganesa dihidupkan kembali oleh Dewa Siwa dan sejak itu diberi gelar Dewa
keselamatan. Menyelamatkan seseorang sebelum ia memulai pekerjaanya, dengan
memuja-muja Beliau
- Makna Tikus s\Sebagai Wahana Dewa Ganesha
Sri
Ganesha yang duduk dengan asananya sendiri yang kendaraanNya adalah tikus.
Marilah kita memaknai arti dari kendaraan/wahanaNya Sri Ganesha yang unik ini.
"Tikus
adalah kendaraan Vinayaka. Apa makna batiniah dari Tikus? Tikus memiliki indra
penciuman yang tajam. Tikus adalah simbol dari lampiran kecenderungan duniawi
(vaasanas). Telah diketahui bahwa jika Anda ingin menangkap tikus, Anda
meletakkan berbau kuat yang dapat dimakan di dalam perangkap tikus. Tikus juga
melambangkan kegelapan malam. Tikus dapat melihat dengan baik dalam kegelapan.
Sebagai kendaraan Vinayaka, tikus menandakan sebuah bentuk yang menuntun
manusia dari kegelapan kepada cahaya. Dengan demikian, berarti bahwa yang
menghilangkan semua sifat-sifat buruk, dari segala kegiatan dan pikiran buruk kemudian
akan menanamkan sifat-sifat baik menjadi berkelakuan baik dan berpikiran yang
baik. "
Seperti
juga halnya dijaman sekarang, tikus secara simbulis telah dijamah oleh tangan
kreatif di dunia. Sadarkah kita bahwa setiap hari memegang tikus? walaupun sebatas
simbul dan namanya. Apa yang dapat anda lakukan tanpa adanya tikus? Dia telah
membantu mempercepat pekerjaan anda, dia adalah si mungil yang lincah. Mungkin
saat ini telah ada ditangan anda karena jelas sekarang pastilah anda didepan
komputer.....Mouse....yang memainkan peranan sangat penting dalam peranti
komputer anda.
"Siapa
Vinayaka? Dalam Sloka yang diawali dengan kata-kata, Suklaambaradharam
Vishnum, hanya bentuk dewa digambarkan. Tetapi ada makna lain untuk nama
"Vinayaka". Suklaambaradharam berarti orang yang berpakaian
putih. Vishnum berarti ia adalah segala-melingkupi. Sasivarnam
berarti kulitnya berwarna abu-abu seperti abu. Chathurbhujam berarti ia
mempunyai empat lengan. Prasannavadanam berarti dia selalu menyenangkan
pikiran. Sarvavighnopasaanthaye berarti untuk menghilangkan semua
hambatan. Dhyaayeth, meditasi (kepadanya). Vinayaka adalah dewa
yang menghapus semua sifat-sifat buruk, menanamkan sifat-sifat baik dan
menganugerahkan kedamaian pada hamba yang merenung kepadanya Vinayaka
juga berarti bahwa ia benar-benar menguasai dirinya sendiri. Dia tidak memiliki
master di atasnya. Dia tidak bergantung pada siapa pun. Ia juga disebut Ganapathi.
Istilah ini berarti ia adalah penguasa yang ganas - suatu tingkatan
kecemerlangan ilahi. Istilah ini juga berarti bahwa ia adalah penguasa intelek
dan kekuasaan diskriminatif dalam manusia. Dia memiliki kecerdasan dan
pengetahuan yang hebat. Pengetahuan seperti masalah dari pikiran murni dan
suci. "
"Apa
makna esoteris gajah Ganesha kepala?" Gajah yang terkenal karena
kecerdasannya. Kepala gajah Ganesha melambangkan ketajaman intelek dan
kekuasaan tertinggi diskriminasi. Karena kemurnian inteleknya, Vinayaka juga
disebut pemberi buddhi (intelek). Dia menjawab doa-doa umat dan oleh karenanya
dikenal sebagai Siddhi Vinayaka ( memberikan apa yang dicari). Dalam sebuah
hutan, ketika seekor gajah bergerak melalui hutan, ia membersihkan jalan bagi
orang lain untuk mengikuti.Demikian juga, dengan menerapkan Ganesha, jalan akan
dihapus untuk usaha kita. Kaki gajah begitu besar sehingga ketika ia bergerak
dapat cap keluar dari jejak kaki hewan lainnya.Di sini, sekali lagi, makna
simbolik adalah bahwa semua rintangan di jalan akan dihapus bila Ganesa
diberikan tempat kehormatan. Perjalanan hidup dibuat lebih halus dan lebih
bahagia dengan rahmat Ganesa. Ketika seekor gajah bergerak di antara
semak-semak, dengan jalan setapak berubah menjadi bagian biasa untuk semua
binatang. Dengan demikian sebuah pembuka jalan untuk semua binatang.
Demikian
pula, Ganesha membersihkan jalan menuju ke Kebijaksanaan, Akal, dan akan memunculkan
kebahagiaan dari dalam.
Ganesha
memiliki dua Siddhis (simbolis digambarkan sebagai istri atau selir): Siddhi
(keberhasilan) dan Riddhi (kemakmuran). Dimana ada Ganesha disana ada Sukses
dan Kesejahteraan ~ Dimana ada Sukses dan Kesejahteraan ....akan ada adalah Sri
Ganesh.
- Arti Lambang Dan Simbol Dewa Ganesha
Ganesha
adalah simbol Sang Hyang Widhi yang berkepalakan seekor gajah diceritakan bahwa
Ganesha adalah anak dari bhatara guru atau bhatara siva. Beliau merupakan
lambang kecerdasan kebijaksanaan, lambang dewa yang mampu dipuja untuk
menyelesaikan segala rintangan, ini dapat dilihat pada perlambangnya yang
menggunakan simbol gajah sebagai binatang terbesar dan tanpa ada yang berani
melawannya.
Ganesha
sebagai artian filosofi dapat dilihat pada bagian ini :
Ganesha, sosok Dewa berbadan gemuk dan berkepala gajah ini
sudah tidak asing lagi dalam kehidupan kita sehari-hari. Ganesha menjadi
ikon/simbol lembaga-lembaga penting, sekolah-sekolah, atau pusat studi sebagai
simbol ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan.
Ganesha telah menjadi begitu populer, dan kepopulerannya
tidak hanya pada kalangan Hindu, tetapi telah merambah dunia secara
keseluruhan. Seluruh umat, dari Hindu, Islam, Kristen, hingga Budha melihat
Ganesha sebagai sosok mahluk lucu dan unik.
Ganesha memiliki kepala yang besar dengan dua telinga besar
dan mata yang sipit. Kepala besar melambangkan kita sebagai manusia seharusnya
lebih banyak menggunakan akal daripada fisik dalam memecahkan masalah.
Sedangkan mata yang sipit berarti konsentrasi. Pikiran harus diarahkan ke
hal-hal positif untuk memperbaiki daya nalar dan pengetahuan.
Ganesha juga memiliki dua telinga besar yang mengajarkan
supaya kita mendengarkan orang lain lebih banyak. Kita selalu mendengar, tetapi
jarang sekali kita mendengarkan orang lain dengan baik: “Dengarkan
ucapan-ucapan yang membersihkan jiwa dan seraplah pengetahuan dengan
telingamu.”
Ganesha mematahkan satu gadingnya untuk menggurat Kitab Suci
di atas daun tal. Satu gading berarti kesatuan. Simbol ini menyarankan manusia
hendaknya bersatu untuk satu tujuan mulia & suci.
Lantas, Ganesha juga memiliki mulut yang kecil dan hampir
tidak kelihatan karena tertutup belalainya yang dengan rakus ”menghirup rasa”
manisan susu ilmu di tangannya. Mulut yang kecil itu mengajarkan agar kita
mengontrol gerak mulut dan lidah. Maksudnya adalah bahwa kita harus mengurangi
pembicaraan yang tidak-tidak. Sementara belalai yang menjulur melambangkan
efisiensi dan adaptasi yang tinggi.
Beralih ke badan Ganesha yang besar: Hal pertama yang kita
lihat pastilah perutnya, karena perut itu memang buncit. Ganesha memang selalu
dimanja oleh ibu Parvati, istri Siva sebagai anak kesayangan. Perut buncit
melambangkan keseimbangan dalam menerima baik-buruknya gejolak dunia. Dunia
diliputi oleh sesuatu yang berpasangan, yakni pasangan dua hal yang bertolak
belakang. Ada
senang, ada pula sedih. Ada
siang, ada pula malam.
Simbol Ganesha memegang sebilah kapak. Kapak berarti menumpas
segala halangan dalam karya. Sementara itu, di tangan kiri Ganesha terdapat
semangkuk manisan susu.
Terakhir, ada seekor tikus yang selalu berada di dekat
Ganesha. Tikus, seperti sifat hewan aslinya, adalah hewan yang penuh nafsu
mengigit. Ia memakan apa saja untuk memenuhi hasrat perutnya. Demikianlah tikus
dijadikan lambang nafsu dalam figur Ganesha. Lalu mengapa tikus itu menjadi
tunggangan Ganesha yang berbadan berat & tinggi ini?
Tikus, atau nafsu harus ditundukkan. Kita harus bisa
menjadikan nafsu sebagai kendaraan sehingga kita dapat mengendalikannya, namun
banyak manusia kini menjadi kendaraan dari nafsunya sendiri.
Filosofi
dan pelajaran hidup, yang ternyata dapat kita petik dari kisah si Ganesh ini,
antara lain:
1)
Cerita Ganesha mengajarkan kita agar teguh memegang
amanah. Lihatlah betapa Ganesha yang sudah berjanji untuk melaksanakan perintah
ibu (angkat)nya, benar-benar teguh dan bertanggung jawab sekalipun ia harus
kehilangan kepalanya.
2)
Cerita Ganesha juga mengingatkan kita agar jangan cepat
mengambil keputusan atau bertindak ketika pikiran dan perasaan masih sedang
diliputi emosi. Lihatlah Bhatara Shiwa yang akhirnya juga menyesal karena
terlanjur memenggal kepala si Ganesha.
3)
Kita diingatkan agar tidak mudah menyalahkan orang lain
ataupun berburuk sangka atas apa yang menimpa diri kita. Ganesha tidak pernah
menyesali Dewi Parwati yang telah membuat kepalanya terpancung, dan juga tidak
menyalahkan Bhatara Siwa yang memancung kepalanya.
4)
Ganesh juga mampu membuang jauh-jauh rasa dendam dalam
hatinya atas apa yang telah terjadi dan menimpa dirinya.
5)
Ganesha bekerja tanpa pamrih, walaupun fasilitas
yang diterima kadang-kadang kurang sesuai dengan yang seharusnya, ia tetap
bekerja sebaik-baiknya dan tidak menuntut macam-macam.
6)
Ganesha boleh saja wajahnya si buruk rupa, tapi
tidak untuk hatinya.
7)
Ganesha mengajarkan agar hidup itu tetap
dijalankan dengan ceria dan optimisme, dan berbuat yang terbaik sesuai
kemampuan kita walaupun kita punya keterbatasan, baik keterbatasan fisik,
pikiran, tenaga ataupun harta.
8)
Ganesha mengajarkan agar kita tidak mudah
menyerah, apalagi rendah diri dengan kekurangan yang ada, tetapi justru
mengoptimalkan potensi yang dimiliki, tanpa perlu merasa sombong, hebat atau
benar sendiri.
9)
Ganesha juga mengajarkan bagaimana menjadi orang yang
selalu berbuat baik dan bermanfaat bagi orang lain, dimanapun ia berada.
d. MAKNA SIMBOL GANESA
1.
Ganapati digambarkan sebagai manusia berkepala gajah
untuk menunjukkan kesatuan mahluk kecil (manusia) sebagai mikro kosmos dengan
Yang Maha Agung sebagai makro kosmos. Gajah yang berkepala besar juga adalah
simbol dari manusia yang seharusnya mempunyai volume otak yang besar dalam
artian mempunyai kemampuan intelektual yang tinggi.
2.
Telinga yang lebar adalah simbol laksana kebijaksanaan
untuk banyak mendengarkan. Bagi para pelajar mendengarkan ucapan guru, bagi
pemimpin mendengar pendapat bawahannya, bagi para cendekiawan mendengarkan
kritik atau pendapat orang lain. Semuanya untuk didengar, dipikirkan, dan
dipertimbangkan untuk mengambil langkah selanjutnya.
3.
Berbelalai yang panjang, maknanya dapat memanfaatkan
kemampuan yang ada untuk segala keperluan.Patung Ganesa ada yang belalainya
menjulur ke kanan disebutWalamburi, dan ada yang menjulur kekiri, disebut
Idamburi. Yang menjulur di tengah tidak diberi nama, karena dianggap sesuatu
yang normal.
4.
Taring yang patah menyebabkan Ganesa juga disebut
sebagai Ekadanta artinya yang bertaring satu. Taring yang patah adalah taring
yang di sebelah kanan merupakan simbul pendukung kehidupan yang sejati
(berwujud nyata) yang melenyapkan ilusi, sehingga kedua taring itu yang patah
dan ynag utuh adalah simbul kesatuan antara yang berwujud dan yang tidak
berwujud.
5.
Ganesa berbadan gemuk dengan perut yang buncit,
melambangkan semua manifestasi Hyang Widhi ada di dalam diri-Nya.
6.
Ganesa mengendarai tikus (musaka) simbol Atman (roh)
yang menguasai semua bentuk perwujudan mahluk hidup.
7.
Sikap tangan Ganesa yang memberikan anugerah
(varamudra) sebagai tanda Ia yang memenuhi segala keinginan. Tangan lain yang
bersikap mengusir kecemasan (abhayamudra) juga menolak segala halangan, bahaya,
dan penderitaan. Sikap tangan yang membawa tali penjerat sebagai simbol
penguasaan alam semesta oleh Hyang Widhi dan Ia juga mengatasi kehancuran
(moha).
8.
Bertangan empat, simbol penguasaan Catur Veda,
penguasaan empat unsur alam semesta, atau segala penjuru alam semesta.
9.
Menduduki tengkorak (kapala) artinya sebagai keluarga
Siva (Dewa pralina).
Ciri lain dari Ganesa sebagai putra Dewa Siva adalah penggunaan permata di
kening yang disebut sebagai trinetra atau cudamani yaitu mata ketiga Dewa Siva,
lembu Nandini sebagai kendaraan Siva, dan Ular sebagai senjata Siva, serta
hiasan candrakapala pada gelungan rambut/ mahkotanya.
Refrensi:
1. Swami Chinmayananda, Kejayaan Ganesha, Paramita,Surabaya , 2002.
2. Surpi Aryadharma, Melahirkan Generasi Berkarakter Dewata, Pustaka Bali Post, Denpasar, 2005.
1. Swami Chinmayananda, Kejayaan Ganesha, Paramita,
2. Surpi Aryadharma, Melahirkan Generasi Berkarakter Dewata, Pustaka Bali Post, Denpasar, 2005.
Ganapati Ganesha Maharaj Ki .... Jay
BalasHapusterimakasih infonya
BalasHapusberkunjung ya >>>
c hakra Mahkota.......terimakasih